Penting kami sampaikan tips merawat busana batik atau produk kami Agar warna dan serat tidak cepat pudar, awet dan tetap selalu tampak indah.yang pertama untuk mencuci kain
jangan menggunakan detergen tetapi sebaiknya dengan menggunakan shampo
rambut yang Sebelumnya anda larutkan dulu shampo hingga tak ada lagi
bagian yang mengental kemudian setelah itu baru kain batik dicelupkan.
.jika busana anda pertama kali di cuci akan mengalami pelepasan warna
residu dari batik, itu adalah hal yang wajar sampai tiga kali, maka
jangan di campur dengan baju yang lain saat merendam. itu bukan luntur warnanya tetapi sisa dari pewarna alami batik.
Jika bisa menemukan pohon lerak, anda juga bisa menggunakanya untuk mencuci busana batik
, tetapi jika anda sulit memperolehnya maka sabun pencuci khusus untuk
kain batik yang dijual di pasaran. Kedua, Pada saat mencuci batik jangan
terlalu digosok. Kalau batik tidak terlalu kotor cukup dicuci dengan
air hangat,tetapi jika terlalu kotor, misalnya terkena noda kecap atau
yang lain, bisa dihilangkan dengan sabun mandi atau bila kotor sekali,
seperti terkena buangan knalpot, noda bisa dihilangkan dengan kulit
jeruk dengan mengusapkan sabun atau kulit jeruk pada bagian yang kotor.
Ketiga, hindari menjemur busana batik pada sinar
matahari langsung agar tidak terlalu cepat pudar warnanya andapun
sebaiknya jangan memeras dengan keras kain batik sebelum menjemurnya dan
Sebaiknya hindari penyeterikaan dengan suhu tinggi,letakkan sebuah kain
yang lain yang tipis di bagian atas busana batik itu baru diseterika. Jadi, yang diseterika adalah bahan lain yang ditaruh di atasnya.
demikian agar menambah pengertian kita, ….
MODIS
jam aja
Senin, 08 April 2013
Cara Membatik Sederhana
Karya batik nusantara |
Senirupa : Cara Membuat Batik Sederhana
Berikut ini saya akan sharing cara-cara membuat batik sederhana, sangat cocok untuk dipraktekkan dalam berkarya atau sebagai bahan bagi guru atau pengajar dalam memberi tugas latihan seni terapan 2 dimensi bagi siswa. berikut caranya :Bahan dan alat
lilin, krayon, pewarna, kertas, kuas sederhana, tempat air/pewarna, dan koran bekas.Prosedur pengerjaannya:
- Membuat kuas sederhana dari kapas dengan lidi atau tusuk sate sebagai tangkainya. Kuas itu dibuat dengan cara melilitkan sejumlah kapas pada salah satu ujung lidi atau tusuk sate, besarnya kurang lebih sebesar ibu jari orang dewasa. Supaya tidak lepas, ujung lilitan kapas diikat dengan tali atau benang. Buat 3 buah kuas.
- Menyiapkan pewarna. Pewarna yang dapat digunakan pada kegiatan membatik sederhana ini ada yang tergolong pada pewarna buatan dan pewarna alam. Yang termasuk pewarna buatan di antaranya: cat air, ontan/sepuhan (berbentuk serbuk), pewarna kue cair. Kunyit, daun suji, buah ganola, gambir adalah sebagian dari bahan pewarna alam.
- Bila sudah ditentukan pewarna mana yang akan digunakan,buatlah larutan nya pada tempat pewarna yang sudah disediakan. Usahakan larutan pewarna tersebut tidak terlalu encer. Siapkan beberapa macam warna, hal ini akan diperlukan bila akan membuat gambar yang memiliki banyak warna atau membuat campuran warna.
- Membuat gambar. Buatlah gambar dengan lilin di atas kertas yang sudah disediakan. Kertas yang digunakan diantaranya: kertas gambar, kertas hvs, stensil. Tentu saja gambar tidak akan kelihatan.
- Memunculkan gambar batik. Letakkan kertas yang sudah digambari di atas kertas koran. Pulaslah kertas tersebut dengan kuas sederhana yang terlebih dahulu dicelupkan pada larutan pewarna. Pemulasan dapat hanya dengan satu warna, bisa pula beberapa warna bergantung pada pilihan. Bila pada saat menggambar menggunakan lilin penerangan yang berwarna putih, maka garis-garis gambar akan berwarna putih. Apabila dikehendaki garis-garis gambar berwarna, pada saat menggambari kertas harus menggunakan krayon berwarna.
Contoh karya batik sederhana |
Macam Macam Batik Indonesia
Batik Modern
Desain baju batik saat ini terus
mengalami perkembangan dibanding zaman dahulu di era 90-an yang
coraknya menurut orang-orang zaman sekarang dianggap sudah terlalu
kuno. Kain batik yang dulunya dianggap hanya untuk orang-orang dewasa,
saat ini terus mengalami kemajuan. Apalagi selama beberapa tahun
terakhir banyak sekali perusahaan-perusahaan yang mewajibkan
karyawannya untuk memakai baju batik meskipun hanya sehari dalam
seminggu. Begitu juga kantor-kantor pemerintahan yang saat ini telah
mewajibkan kepada para pegawainya untuk mengenakan baju batik pada hari
Jumat.
Model baju batik yang banyak beredar
saat ini juga akhirnya membawa anak-anak muda yang dulunya malu kalau
memakai baju batik karena takut kelihatan tua, akhir-akhir ini mereka
sudah tidak malu-malu menggunakan baju batik. Bahkan saat ini dikalangan
anak muda, kalau dianggap memakai baju batik mempunyai prestise
tersendiri.
Dibawah ini Anda dapat melihat sendiri berbagai desain baju batik terbaru yang
diantaranya adalah : baju batik pekalongan, bolero batik, design baju
batik, desain batik modern, baju batik sarimbit, batik wallpaper
desktop, baju batik solo modern, model baju kerja batik, gamis batik
modern, batik sarimbit modern, kemeja batik pria, baju batik bandung,
model gaun batik, model batik muslim, dan desain sandal batik terbaru.
Macam Macam batik Indonesia
Corak dan motif batik Indonesia sendiri sangat banyak, ada yang merupakan motif asli dari nenek moyang bangsa kita dan ada juga yang merupakan akulturasi dengan bangsa lain.Di bawah ini merupakan macam-macam batik yang terdapat di Indonesia:
1. Batik Kraton
Batik Kraton awal mula dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup.
Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton.
Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang biasa seperti motif Parang Barong, Parang Rusak termasuk Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.
2. Batik Sudagaran
Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar.
Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua.
Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.
3. Batik Petani
Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus.
Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.
4. Batik Belanda
Warga keturunan Belanda banyak yang tertarik dengan batik Indonesia. Mereka membuat motif sendiri yang disukai bangsa Eropa.
Motifnya berupa bunga-bunga Eropa, seperti tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana.
5. Batik Jawa Hokokai
Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis yang disebut batik Hokokai. Motif dominan adalah bunga seperti bunga sakura dan krisan.
Hampir semua batik Jawa Hokokai memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.
Contoh Batik Tiap Daerah Di Indonesia :
1. Batik Yogyakarta
2. Batik Solo
3. Batik Banyumas
4. Batik Purwokerto
5. Batik Pekalongan
6. Batik Cirebon
Kota Cirebon dikenal dengan kerajinan batik tulisnya dengan salah satu motif yang paling dikenal adalah motif mega mendung. kain batik tulis ini sangat cocok digunakan sebagai suvernir maupun di pakai secara langsung sebagai busana
7. Batik Betawi
8. Batik Madura
9. Batik Kalimantan
Sebenernya ini bukan batik tapi coraknya bisa dibilang mirip batik lah. Di Kalimantan ga ada batik, namanya Kain Sasirangan (Prosesnya Penyelupan kain ke campuran warna)
Jelas itu tidak sama sekali dengan Batik yang notabene di canting yang terisi oleh lilin ..
10. Batik Papua
11. Batik Padang
12. Batik Aceh
13. Batik Bengkulu
14. Batik Bali
15. Batik lampung
16. Batik Toraja
17. Batik Palembang
18. Batik Jambi
19. Batik Indramayu
20. Batik Bojonegoro
Sejak lama Bojonegoro sangat kaya dengan motif batik. Beberapa motif di antaranya siap dipatenkan.
Motif batik asli Bojonegoro, mengambil tema dari budaya lokal yang cukup arif dan potensi Bojonegoro yang cukup terkenal.
Di antaranya motif Mliwis Putih, Sapi, Jagung, Kahyangan Api, Tembakau, Minyak, Wayang Tengul, Padi dan motif batik Jati. Hingga saat ini pasar produksi batik tersebut kini telah sampai di Singapura.
21. Batik Purbalingga
Sekilas memang mirip batik dari Banyumas, karena Purbalingga memang pernah saru karisidenan dengan Banyumas.
Buat yang ngga tahu di mana itu Purbalingga, Purbalingga terletak di provinsi Jawa Tengah.
Diebelah selatan dan barat berbatasan dengan Kabupaten Banyumas (Purwokerto).
Sebelah timur dengan Kabupaten Banjarnegara dan sebelah utara dengan Kabupaten Pemalang.
22. Batik Garut
23. Batik Tegal
Pengertian Batik
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain
itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik
pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing.
Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik
tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki
kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.[1]
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[2]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok.[6]
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Etimologi
Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".[rujukan?]Sejarah teknik batik
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[3]Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[4] Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[2]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok.[6]
Budaya batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.Jenis batik
Menurut teknik
- Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
- Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
- Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.
Menurut asal pembuatan
- Batik Jawa
- batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.
Motif Batik
-
Batik Jawa Hokokai, 1942-1945
Tren Batik 2013
Batik merupakan salah satu cara pembuatan bahan pakaian di Indonesia,
dan dalam pembuatan batik juga dibutuhkan teknik pewarnaan pada kain dan
tekhnik penggunaan motif - motif tertentu yang mempunyai ciri khas
tersendiri. Sejak memasuki era globalisasi baju batik
menjadi salah satu jenis pakaian yang banyak digemari oleh masyarakat
Indonesia dan masyarakat manca negara, bahkan baju batik menjadi salah
satu trend model fashion di dunia.
Selain mempunyai ciri khas tersendiri, batik juga mempunyai motif dan warna yang beraneka ragam jenisnya, mulai dari batik pekalongan, batik solo, batik kraton, batik kartini dan sebagainya. Dan batik sendiri juga tersedia dalam berbagai jenis model seperti dress batik, blouse batik, batik couple dan berbagai jenis lainnya. Untuk selengkapnya sahabat dapat melihat model baju batik dalam bentuk gambar berikut ini :
Selain mempunyai ciri khas tersendiri, batik juga mempunyai motif dan warna yang beraneka ragam jenisnya, mulai dari batik pekalongan, batik solo, batik kraton, batik kartini dan sebagainya. Dan batik sendiri juga tersedia dalam berbagai jenis model seperti dress batik, blouse batik, batik couple dan berbagai jenis lainnya. Untuk selengkapnya sahabat dapat melihat model baju batik dalam bentuk gambar berikut ini :
Model Baju Batik Terbaru 2013
Demikian artikel kali ini mengenai model baju batik terbaru dan trend batik modern 2013,
semoga artikel ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi sahabat
Cantikinfo. Terima kasih atas perhatiaanya dan sampai bertemu lagi
dalam artikel selanjutnya.
Langganan:
Postingan (Atom)